Share this article :
Kisah Nyata Andri, Anak Punk Pecandu Seks
Tue December 24th, 2013
256198

Musik Punk merupakan salah satu genre musik rock yang memiliki komunitas penggemar tersendiri. Komunitas ini pun banyak menjamur di Indonesia ini, kebanyakan mereka adalah anak-anak remaja. Andri Susanto, ini adalah salah seorang yang pernah menggemari musik punk bahkan bergabung dengan komunitas anak punk. Sayangnya, musik dan komunitas tersebut tidak membawa kehidupannya kearah yang positif.
"Waktu itu kami sepakat membuat sebuah grup punk, yang diberi nama Punk Squad. Isinya kehidupan kita cuma rusuh. Kita bolos bareng-bareng dan kita selalu urakan, ngancurin tong sampah, ngancurin meja, ngancurin pager, dan hal itu untuk menunjukkan bahwa kita hebat."
Merasa bangga melakukan keonaran di sekolah, Andri dan teman-temannya memutuskan untuk bergabung dengan geng punk lainnya. Hanya demi sebuah pengakuan Andri dan teman-temannya rela melakukan sesuatu yang menjijikkan.
"Sebagai anak punk kita harus menunjukkan sekalipun tidak punya uang kami bisa hidup. Jadi kami makan makanan yang ada di sampah, dan kami lakukan itu. Pada saat itu bagi kami hal itu keren banget," tutur Andri.
Tidak hanya tingkah laku Andri menjadi urakan, tapi ia juga menjadi anak yang tidak perduli dengan keberadaan orangtuanya. Jika mereka menasehatinya, Andri malah membentak mereka. Hal itu membuat kedua orangtuanya sangat sedih. Bahkan saat ayahnya sakit, Andri sama sekali tidak perduli, baginya kedua orangtuanya hanyalah seperti orang asing yang tingga bersamanya.
"Jika saya ambil sikap sedih terhadap anak saya," tutur Bapak Sumardjo, ayah Andri, "Saya bisa malah tambah sakit."
Sang ibu yang sedih dengan sikap Andri hanya bisa berdoa agar anaknya tersebut dijamah oleh Tuhan dan berubah. Tapi pada kenyataannya, Andri semakin menghancurkan hidupnya. Selain menjadi pengguna narkoba, ia juga menjadi pengedar.
"Aku bangga saat itu make narkoba, selain mendapatkan nikmat dari efeknya, aku juga dapat "nama baik"."
Hingga suatu hari, seorang temannya datang dan menceritakan pengalamannya bersama seorang gadis, "Yang saya tanya tuh efeknya, "Rasanya apa?" Dia bilang kalau rasanya ngga bisa diungkapkan. Hal itu membuat saya berpikir, kalau dia bisa saya juga bisa."
Sejak duduk di bangku SMP, Andri sudah menonton film biru di rumah seorang temannya, dan sejak itu ia terikat dengan masturbasi dan pornografi. Namun dirinya tidak punya keberanian untuk melakukan hubungan intim dengan seorang gadis. Namun ketika ia lulus SMA dan mulai bergaul dengan seorang gadis primadona di kampusnya, semuanya itu berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar